ANAMBAS TERKINI

Belajar Tatap Muka di Anambas, SDN 003 Tarempa Kembali Beraktivitas, 1 Kelas 17 Murid

Sekolah di Kecamatan Siantan Anambas kembali memulai aktivitas belajar tatap muka, Jumat (5/2). Seperti di SDN 003 Tarempa. Satu kelas diisi 17 siswa

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Belajar Tatap Muka di Anambas, SDN 003 Tarempa Kembali Beraktivitas, 1 Kelas 17 Murid. Foto murid di SDN 003 Tarempa Anambas belajar tatap muka di hari pertama masuk sekolah, Jumat (5/2/2021). 

Imron baru saja menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), ia memulai karier nya sebagai guru sejak 2017 silam.

Kemudian tahun 2018 ia memberanikan diri mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan pada 2019 ia dinyatakan lulus PNS.

"Udah tiga tahun jadi guru, sejak 2017 lalu itu saya guru honorer, gajinya pun kadang tidak cukup karna transportasi saya dari rumah ke sana cukup mahal, waktu itu gaji saya sebelum jadi PNS Rp 2,1 juta, untuk bayar transportasi Rp 1,2 juta satu bulan.

SDN 001 TAREMPA - Aktivitas pelajar di SDN 001 Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (22/10/2020).
SDN 001 TAREMPA - Aktivitas pelajar di SDN 001 Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (22/10/2020). (TribunBatam.id/Rahma Tika)

Belum lagi bayar kosan dan makan itu Rp 600 ribu, jadi cukup sulit juga waktu jadi guru honor dulu," jelasnya.

Sambil menyeruput teh hangat ia melanjutkan suka dukanya menjadi guru di daerah perbatasan.

Kendala yang sering ia alami selama menjadi guru di pulau kecil adalah sulitnya para murid dalam memahami pelajaran.

"Mereka kan karena tinggalnya jauh dari kota kadang agak sulit nangkap pelajaran yang dikasih guru. Murid nya pun tidak banyak, satu kelas cuma 3 sampai 4 orang murid. Guru yang mengajar cuma 5 orang saja," katanya.

Lokasi sekolahnya pun masih sangat minim, akses sinyal benar-benar sulit didapatkan.

Terkadang untuk mengirim laporan saja, Imron harus pergi ke pelabuhan kapal yang ada di Desa Lingai

"Susah sinyal sih di sana, apalagi saat belajar online sekarang, pagi-pagi saya harus segera kirim tugas murid nanti kalau sudah ada sinyal misalnya malam baru mereka kirim ke saya, masih bisa dimaklumi untuk sekarang ini," sebutnya.

SDN 005 Lingai tempat Imron mengajar ini menampung murid sebanyak 30 orang dari kelas 1 hingga kelas 6.

Selain itu kendala yang sering ia alami saat akan mengajar ke Lingai adalah cuaca. Dikarenakan ia harus menggunakan kapal kayu ke Lingai, kondisi cuaca dan gelombang menjadi kendala yang sering ia alami.

"Pernah waktu itu mau berangkat ke Lingai tiba-tiba tidak jadi karna angin waktu itu kencang, terus gelombang kuat. Akhirnya tertunda dan tidak jadi mengajar," katanya.

Dihari guru yang jatuh pada 25 November 2020, Imron sangat berharap anak-anak daerah bisa merasakan pendidikan yang layak meski tinggal di pulau yang jauh dari kota.

Sedangkan untuk para guru yang mengabdikan dirinya di sekolah yang berada di perbatasan agar terus semangat.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved