Alasan Tak Perlu Cetak Kartu Vaksin Covid-19, Kenapa?
Ada beberapa orang memilih mencetak sertifikat/kartu vaksin Covid-19 dengan alasan beragam yang sebenarnya tak dianjurkan dan berpotensi data bocor
TRIBUNBATAM.id - Vaksinasi Covid-19 saat ini menjadi salah satu hal penting bagisetiap individu dewasa.
Bukti dari telah divaksinnya seseorang dibuktikan dengan keluarnya sertifikat vaksin Covid-19.
Sertifikat vaksin Covid-19 sebenarnya sudah otomatis terdaftar bagi mereka yang telah mendapatkan vaksinasi.
Sertifikat itu dapat dilihat menggunakan aplikasi PeduliLindungi di ponsel pintar (smartphone).
Namun, ada beberapa orang memilih mencetaknya dengan alasan beragam.
Jadi persoalan nantinya jika data-data yang ada di sertifikat vaksin yang dicetak disalahgunakan pemberi jasa.
Baca juga: KABAR GEMBIRA! Mal di Batam Kini Buka Lagi, Masuk Tak Perlu Tunjukkan Kartu Vaksin
Baca juga: Bisnis Cetak Kartu Vaksin Seukuran KTP, Omzet Jutaan Per Hari, Dinkes Minta Warga Hati-hati
Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mengimbau masyarakat tak mencetak sertifikat vaksinasi.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk tidak mencetak kartu/sertifikat vaksin Covid-19.
Berikut adalah beberapa penjelasan kenapa cetak kartu/sertifikat vaksin sebaiknya tak dilakukan.

Kebocoran data
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pencetakan kartu vaksin rawan kebocoran data yang dapat disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Karena itu pihaknya mengingatkan warga yang telah divaksin untuk tidak perlu mencetak sertifikat vaksin tersebut.
"Masyarakat tidak perlu lagi mencetak sertifikat vaksin sekaligus juga dapat melindungi data pribadi dari potensi kebocoran penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," ujar Wiku.
Penyalahgunaan data
Mencetak kartu sertifikat vaksin berarti harus menjaga agar tidak tercecer atau hilang, sebab termuat informasi data diri yang penting seperti:
Baca juga: Syarat Terbang ke Batam Selama PPKM Level IV, Wajib PCR Negatif Plus Kartu Vaksin
Baca juga: 5 Mahasiswa Batam Jual Kartu Vaksin Bodong saat Jadi Relawan, Kini Akses Data Bakal Dibatasi