TRIBUN PODCAST

Wawancara Eksklusif Pentingnya Budaya K3 Dalam Industri Shipyard dan Offshore

Data dari sejumlah negara industri menunjukkan bahwa kecelakaan saat kerja menyebabkan hilangnya 71 juta jam waktu produktif

Penulis: Yeni Hartati | Editor: Dewi Haryati
Ist
Tribun Batam Podcast - Moderator Manajer Koordinator Liputan Thomas Tonek Thomlimah Limahekin (kanan) dan tiga narasumber Perwakilan Batam Shipyard & Offshore Association (BSOA) Hendra Hartanto (kanan pertama moderator), Perwakilan Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia Kepulauan Riau (Iperindo-Kepri) Jovan (kanan kedua moderator), dan Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas Tenaga dan Transmigrasi Provinsi Kepri, Said Muhammad Idris (kiri), Jumat (3/2/2023). 

TB: Dari pemerintah apakah ada pengawasan yang dilakukan secara rutin?

SMI: Sejak undang-undang 23 bahwa segala pengawasan ada di Provinsi, jadi kalau dari objek yang kita awasi memang cukup banyak dibanding dengan pengawas kita yang baru ada 37 orang seKepri.

Artinya dari sisi personel memang kita terbatas, tapi sesuai Permenaker kita di atur minimal lima perusahaan dalam sebulan untuk di lakukan pembinaan dan pemeriksaan itu.

Namun untuk shipyard di Batam ada kiranya tiga bulan bahkan lima bulan sekali pengawas masuk kesini. Tapi kalau ada kasus kita langsung turun atau pengaduan, kita juga punya komitmen yang selama ini sudah dilakukan pemerintah di review kembali.

Kita menginisiasi dua tahun kedepan ingin Kepri menuju provinsi K3, oleh karna itu kedepannya bahwa kepri K3 number one dan ketika ingin berinvestasi dilihat dengan safety yang aman justru meyakinkan para investor untuk datang ke Kepri.


TB: Apakah semua perusahaan yang bergabung dalam Iperindo itu semua sudah zero incident?

J: Memang kalau kita lihat kebelakang memang ada zero incident dan ada juga yang incident, namun kami sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan pasca incident cukup kongkrit. Mulai dari safety yang dilakukan bersama Dinas Ketenagakerjaan.

TB: Apa saja insiden yang sering terjadi?

J: Insiden itu banyak. Kadang memang ada gas yang meledak, kapal terbalik, ada juga karena safety dari tali yang kurang kuat sehingga pekerja jatuh dan cukup banyak kecelakaan lainnya.

Tapi kalau dilihat beberapa tahun terakhir dengan dukungan pemerintah cukup bagus. Kita juga sudah melakukan beberapa seminar dan sekarang sangat minor bahkan tidak ada.

Shipyard dan offshore itu banyak belajar dari pengalaman tujuannya untuk menghindari terjadinya kecelakaan di masa depan.

TB: Potensi kecelakaan kerja di shipyard dan offshore, apa antisipasi yang dilakukan?

HH: Paling penting itu lingkungan, simpelnya lingkungan kerjanya yang aman. Setiap pagi juga dilakukan meeting sedangkan pekerjaan yang spesifik dilakukan di ketinggian adanya navigation.

Untuk mengecek terlebih dahulu pekerjaan dengan ketinggian guna berhasil.

TB: Menindaklanjuti insiden yang terjadi apa yang dilakukan pemerintah?

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved