BATAM TERKINI
Dukung Konsep Wisata Hijau Batam, Pulau Nirup Gunakan PLTS untuk Minimalisir Emisi Karbon
Pemanfaatan energi baru di lokasi wisata menjadi inisiatif awal penerapan konsep wisata hijau, karena dapat memanfaatkan energi matahari.
Penulis: Ucik Suwaibah |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sektor pariwisata manjadi salah satu penyumbang emisi karbon dari total karbon di dunia secara global.
Untuk meminimalisir jejak karbon yang dihasilkan dalam kegiatan operasional, berbagai sektor mulai digerakkan untuk mengintegrasikan konsep keberlanjutan, salah satunya destinasi wisata.
Pemanfaatan energi baru di lokasi wisata menjadi inisiatif awal penerapan konsep wisata hijau, karena selain dapat mengedukasi masyarakat juga energi matahari merupakan sumber energi yang tak terbatas.
"Totalnya untuk di Pulau Nirup 1 mega watt, untuk panelnya sudah 1500 dari 1800 modul panel, ya sudah 80 Persenan terpasang, tinggal yang bagian rooftop hotel yang belum terpasang," ungkap Suharyono, Power Plant Manager PT Tritunas Sinar Benua, Senin (1/1/2024).
Ia menjelaskan, pemanfaatan lahan yang masih kosong atau tak terpakai menjadi solusi praktis penempatan pembangkit listrik tenaga surya.

"Jadi kita memanfaatkan atap, dari semua bangunan-bangunan yang ada di Nirup ini untuk di pasang Panel Surya, dan disini kita juga memanfaatkan lokasi yang masih kosong dan tidak dipakai untuk bangunan," tambahnya.
Jelasnya, untuk PLTS di Nirup ini mampu mengcover dan mencukupi kebutuhan 100 persen listrik di Pulau nirup.
Baca juga: Pulau Nirup Batam Jadi Wisata Hijau Berkelanjutan, Menparekraf Sebut Destinasi Kelas Dunia
Baca juga: Sandiaga Uno Sambut Turis Perdana 2024 di Lagoi Bintan, Sebut Usulan Bebas VoA Kado bagi Kepri
"Total kapasitasnya 1800 KVA, untuk membackup apabila PLTS mengalami penurunan daya misal pada malam hari. Kami masih memiliki 3 unit genset dengan daya tinggi," tuturnya.
Karena pemasangan belum 100 persen selesai, saat ini PLTS di Pulau Nirup ini akan beroperasi sekitar bulan Maret 2024.
"Untuk modul panel surya sendiri bisa awet mencapai 30 tahun, baterainya mungkin sekitar 5 tahun sampai 7 tahun. karena di dikelilingi laut, tantangannya ya uap uap garam yang menyebabkan alat alat kita cepat korosi atau pengaratan, nanti kita lihat terlebih dahulu setelah terpasang semuanya dan mulai beroperasi maret nanti untuk perawatan," ujar Suharyono.
Lebih lanjut adapun 1800 modul panel ini dioperasikan menggunakan sekitar lebih kurang 140 batrei, yang mana masing-masing batrei mampu mengoperasikan 10 hingga 22 modul panel.
Penerapan green tourism ini diharap mampu membantu pemerintah dalam memaksimalkan pembaruan energi terbarukan dan mampu menekan meminimalisir energi karbon di area wisata khususnya di Pulau Nirup.
Pantauan di lokasi, melihat dari hal-hal kecil tepat di depan villa, resort, dan hotel yang berada di Pulau Nirup juga dipasang lampu-lampu berukuran mini yang menyala dengan menggunakan energi surya. (*)
(Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)
Bawa Perlengkapan Khusus Tim DVI Polda Kepri Turun Investigasi Kontrakan Pasutri |
![]() |
---|
Oknum Polisi di Batam Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Korban Alami Sakit |
![]() |
---|
Pasutri di Batam Ditemukan Tewas di Rumah Kontrakan, Ternyata Baru Pindah Dari Jawa |
![]() |
---|
Kondisi Pasutri yang Tewas di Batam, Mulut Istri Berlumuran Darah, Suami Terikat Tali di Leher |
![]() |
---|
Dua Jenazah yang Ditemukan di Rumah Kontrakan di Batam Ternyata Suami Istri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.