SINGAPURA TANGKAP NELAYAN BATAM

HNSI dan Legislator Kepri Minta Nelayan Diberi Pemahaman Batas Perairan Internasional

HNSI Kepri minta nelayan diberi pemahamahan oleh pemerintah terkait batas perairan internasional, supaya tak langgar batas wilayah tangkap ikan

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
TribunBatam.id/Istimewa
Foto polisi perairan Singapura memulangkan 4 nelayan Batam yang sebelumnya mereka tangkap saat melaut. HNSI Kepri dan legislator Kepri minta pemerintah bekali nelayan pemahaman batas perairan internasional 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meminta pemerintah, baik pusat dan daerah khususnya, serius dan peduli terhadap nelayan.

Sebab, semakin lama keluhan nelayan terhadap zona tangkap ikan semakin sempit. Hal itu disampaikan Ketua HNSI Kepri, Distrawandi, berkaitan dengan penahanan empat nelayan Batam oleh Polisi Maritim Singapura, Kamis (3/10/2024).

“Sekarang contohnya di Batam, zona tangkapnya sudah semakin sempit. Karena tangkiling, lego jangkar hingga penimbunan,” ujar Distrawandi, Jumat (4/10/2024).

Ditambah lagi, jarak antara daerah tempat tinggal nelayan dengan perbatasan perairan internasional juga cukup dekat.

Baca juga: Empat Nelayan Batam Dibebaskan Singapura, HNSI Sebut Murni Pelanggaran Batas Wilayah

“Ini menyebabkan, khususnya nelayan tradisional kita yang dengan keterbatasan alat, akhirnya harus menerima nasib bila terlewat garis perbatasan,” katanya.

Ia pun meminta perhatian serius, agar nelayan di Kepri dibekali pemahaman terhadap batas perairan hingga kelengkapan alat melaut.

“Masalahnya batas itukan ditentukan koordinat. Beda kalau batasnya nampak seperti tembok. Maka perlu adanya gerakan masif pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan pemahaman itu ke nelayan kita,” katanya menegaskan.

Terhadap kelengkapan saat melaut, pemerintah juga perlu membekali nelayan tradisonal saat melaut. Mulai dari life jacket, lampu penerangan, dan alat untuk mendeteksi batas perairan.

Apalagi seperti daerah Belakang Padang dan Kasu di Batam, sangat dekat terhadap perbatasan perairan internasional.

“Sepanjang tahun 2024, untuk Batam saja, kasus nelayan yang melewati perbatasan seingat saya baru ini saja yang empat nelayan itu. Kami tentu berdoa dan berharap tidak ada lagi,” ujarnya.

Wahyu Dorong Pemda Beri Edukasi ke Nelayan

Senada, legislator Kepri, Wahyu Wahyudin mendorong pemerintah daerah untuk memberikan edukasi aturan secara masif kepada nelayan.

Edukasi aturan itu, seperti batas wilayah yang tidak boleh dilalui, hingga aturan terhadap wilayah yang boleh nelayan masuki.

“Selain itu, juga bekali nelayan dengan bantuan alat pendukungnya. Dari life jacket, pendeteksi koordinat, hingga alat tangkapnya,” ujarnya, Jumat (4/10/2024).

Menurut Politisi PKS ini, sejumlah nelayan yang melanggar daerah perbatasan hingga musibah di laut, dikarenakan belum secara penuh memahami dan memiliki alatnya.

Baca juga: Empat Nelayan Bulang Pulang Dengan Selamat, Camat Berharap Semoga Ini yang Terakhir

“Kita apresiasi terutama Pemprov ya, sudah memberikan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan kepada nelayan. Tapi perhatikan juga secara serius terhadap pemahaman dan kelengkapan alat pendukungnya,” katanya berharap.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved