Demo di Kantor DPRD Batam, Massa Teluk Bakau Lantang Suarakan Ganti Rugi dan Relokasi

"Meminta perusahaan untuk menunjukkan legalitas permohonan penggunaan lahan di Teluk Bakau," ujar orator Simeon di atas mobil komando.

Mereka juga meminta PT Citra Buana menghentikan segala aktivitas di Rt 02, 03, dan 04, Batu Besar, Nongsa, hingga tercapai kesepakatan soal ganti rugi dan relokasi.

Baca juga: Ini Tuntutan Massa Teluk Bakau saat Demo Depan Harbour Bay Batam

"Ketiga, meminta pihak perusahaan untuk tidak menggunakan alat-alat negara, dalam hal ini TNI aktif dan jasa premanisme untuk mengintimidasi masyarakat Teluk Bakau," sambungnya.

Selanjutnya, meminta perusahaan membuka kembali akses jalan yang ditutup dan memperbaiki sumber air, termasuk sumur yang dibutuhkan masyarakat.

Tak sampai di situ, mereka yang sebelumnya juga mendatangi Kodim 0316 Batam, turut menyuarakan tuntutan di antaranya:

"Meminta kepada Komandan KODIM 0316/Batam Bapak Letkol Inf Rooy Chandra Sihombing S.IP agar menertibkan anggotanya yakni saudara Amri Umar Tanjung agar tidak terlibat langsung dalam penggusuran dan pembebasan lahan di Teluk Bakau," ujarnya.

Poin tuntutan selanjutnya, yakni meminta kepada Komandan KODIM 0316 Batam untuk meminta maaf secara langsung dan terbuka kepada masyarakat Teluk Bakau dan memecat saudara Amri Umar Tanjung sebagai anggota TNI aktif karena sudah merusak nama lembaga TNI.

Baca juga: Polisi Jaga 3 Lokasi Kawal Demo Massa Teluk Bakau Batam Hari Ini Termasuk Kantor DPRD

"Kami akan membangun koordinasi dengan Pengurus Pusat PMKRI yang ada di Jakarta untuk menyurati Panglima TNI terkait keterlibatan anggota TNI aktif dari KODIM 0316/Batam dalam penggusuran dan pembebasan lahan di Teluk Bakau," ujarnya.

Terakhir, meminta Panglima TNI untuk mencopot Komandan Kodim 0316/Batam Letkol Inf Rooy Chandra Sihombing dari jabatannya.

Pantauan di lokasi, setelah setiap tuntutan disuarakan, massa bergemuruh mendukung, mengepalkan tangan mereka ke udara. 

Tepuk tangan dan sorakan semakin menambah panas suasana. Seolah itu menjadi simbol perlawanan warga yang tak akan surut sampai tuntutan mereka didengar dan dipenuhi. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News