Human Interest Story
Kisah Pilu Guru Honorer di Karimun 3 Bulan Belum Terima Gaji, Fitriawati: Tak Lebaran Kami Tahun Ini
Seorang guru honorer di Kabupaten Karimun terancam tidak merayakan Idul Fitri tahun ini. Gaji selama 3 bulan yang jadi harapan belum ia terima.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
"Masih harus disyukuri, Alhamdulillah ada tempahan pasang payet baju tapi tak bisa terima banyak karena saya punya bayi," cetusnya.
Hal serupa turut dirasakan oleh puluhan rekan honorer yang bernasib sama. Menjaring ikan sepulang mengajar dan menjadi tukang ojek online.
Berulang kali, ia menyebut agar Pemerintah melalui Bupati Karimun yang baru Iskandarsyah dapat memperhatikan nasibnya.
Belasan tahun mengajar menjadi guru, tiga bulan terakhir yang membuat hidupnya berubah sangat berubah tragis.
Baca juga: Anggota DPRD Karimun Singgung Soal Keterlambatan Dana Bagi Hasil dari Provinsi Kepri: Selalu Begitu
Sebelumnya ia masih menerima gaji dan insentif sebagai guru sekolah Swasta dibawah naungan PT Karimun Granite (KG).
Namun setelah peralihan status Negeri, ia justru tak menerima sama sekali pembayaran gaji dari pemerintah selama tiga bulan.
Meskipun begitu, ia menilai mengajar bagian dari ladang amal jariyah yang diberikan kepada peserta didiknya.
"Kami sudah bertemu pak Iskandar. Waktu itu alasannya belum duduk (Bupati), kemudian belum dilantik, dan sekarang dihubungi tetapi belum ada respons," ujarnya.
Secercah harapan mulai datang setelah ia mendapat informasi dari Bupati Karimun untuk datang ke kantor pada Senin (17/3).
Rencananya, mereka akan bertemu dengan Ketua DPRD Kepri.
Baca juga: Puluhan Anggota PGRI Karimun Bisa Ikut Tes PPPK di Batam Setelah Mengadu Nasib ke DPRD
Ia juga berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun adil dalam memberikan hak-hak ASN dan Non ASN tanpa memandang status.
"Kalau ASN bakal menerima TPP mereka untuk kebutuhan lebaran. Terus nasib kami bagaimana? apakah memang tak lebaran tahun ini?," katanya.
Meski pesimistis, ia harus tetap tegar dimata anak-anaknya tidak boleh sedih ataupun menangis meratapi nasib.
"Betul-betul sedih tak bisa di ungkapkan. Kami belum ada persiapan apa-apa untuk lebaran kue ataupun baru baru. Cukup makan sudah bersyukur," tutupnya dengan suara lirih. (TribunBatam.id/Yeni Hartati)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Kisah Rosyid, Perantau dari Sukabumi Bertahan Hidup di Natuna Lewat Es Cincau Hijau |
![]() |
---|
Muhammad Iman Sukses Hasilkan Kopi Sendiri di Bintan |
![]() |
---|
Kisah Pilu Jos Bocah SD Hidup Tanpa Ayah dan Ibu Tinggal di Rumah Berdinding Bambu |
![]() |
---|
Kisah Pilu Yoga Kurir di Pelambang, Motor Dicuri Harus Ganti 138 Paket dan Terancam Dipecat |
![]() |
---|
Ibu Muda di Batam Ini Menangis, Bingung Cari Biaya Obati Anaknya, Sempat Melahirkan di Motor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.