Cerita Ayah di Anambas Antar Anak Pertama Masuk Sekolah, Edo Bangun Lebih Pagi Demi Anak Bungsu

Ia mengaku bangun lebih awal untuk mengantar anak bungsunya hari pertama berangkat sekolah.

Urusan topi kerucut berbahan karton, ia dibantu si sulung.

"Jelas antusias betul saya. Pukul 6 pagi sudah bangun untuk antar anak berangkat sekolah hari pertama," ujar warga Kecamatan Siantan itu.

Meski turut merasakan hal yang sama, kerepotan saat mengantar dan melihat tingkah anaknya, ia memilih untuk menikmati pendampingan anaknya pertama masuk sekolah.

Menurutnya dengan berperannya ayah menghantar dan mendampingi siswa baru ke sekolah memberikan kesan kedekatan antara ayah dan anak.

"Dampaknya anak jadi lebih bersemangat dan termotivasi untuk sekolah karena ayahnya ikut menemani. Ya memang kami ini tak seterampil ibunya, tapi bagi saya, hadirnya sosok ayah ini memberikan keyakinan rasa aman dan perlindungan buat anak," kata Edo.

Ia mengaku, kehadiran ayah menghantar dan mendampingi anak sekolah ini memang bagian dari kebijakan pemerintah melalui program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

Sebagai orangtua, ia mengapresiasi dan mendukung penuh program tersebut karena berdampak positif bagi anaknya yang baru masuk sekolah.

"Program ini sangat bagus. Saya sendiri memang sangat jarang menghantar anak ke sekolah. Tapi setelah merasakan ini lansung ternyata ada kesan motivasi buat anak dan saya bisa lebih tahu bagaimana anak di sekolah dan apa saja kegiatannya," jelas Edo.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SDN 001 Tarempa, Aswati mengapresiasi tingginya antusias ayah menghantar dan mendampingi siswa masuk sekolah.

Dari catatan pihaknya, hampir 90 persen dari total siswa baru dihantar oleh ayah dihari pertama masuk sekolah.

"Luar biasa antusias orangtua khususnya ayah begitu tinggi. Dominan yang hantat dan dampingi siswa kelas 1 adalah ayahnya. Semoga ini bisa terus dipertahankan dan berdampak pada motivasi belajar anak," pungkasnya. (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)