Mandor Proyek di Bali Dibunuh 3 Anak Buahnya, Leher Korban Digergaji
Karena perbuatannya pelaku dikenakan Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Korban ditemukan tergeletak dengan posisi terlentang dan kepala menghadap ke selatan.
“Korban merupakan mandor proyek saluran irigasi di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring,” kata pihak kepolisian.
Kuat dugaan bahwa korban merupakan korban pembunuhan, dan aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku dan motif pembunuhan.
Di mana saat ditemukan, posisi tangan kiri korban mengepal dengan berlumuran darah dan tangan kanan berada di atas kepala mengepal berlumuran darah. Terdapat sandal slop warna hitam dan putih di sebelah kaki korban.
Diketahui bahwa korban memiliki anak buah pekerja proyek irigasi sebanyak 3 orang, identitas masih dalam lidik. Diduga korban mengalami penganiayaan berat menggunakan alat gergaji kayu. Diperkirakan korban telah meninggal sudah 2 hari yang lalu, karena mayat sudah berbau busuk.
Sejumlah garis polisi melintang di sebuah lahan persawahan di Subak Tenggaling, Minggu (26/10). Itu merupakan lokasi ditemukannya mayat mandor irigasi, I Wayan Sedhana. Tak jauh dari lokasi tersebut, sejumlah bangunan akomodasi pariwisata. Sejumlah karyawan pariwisata dan para petani tampak lalu lalang.
“Jalur ini tidak sepi, ada saja yang lalu lalang. Makanya kami heran, kapan kejadian tersebut terjadi,” ujar seorang perempuan paruh baya yang memberi makan sapi, tak jauh dari TKP.
Sekitar 10 meter dari TKP, terdapat irigasi yang baru dikerjakan. Beberapa material juga tampak berserakan, mulai dari triplek maupun ulatan besi, yang biasa digunakan untuk membuat pondasi irigasi dari campuran semen. “Ya ini irigasi yang dikerjakan, baru bekerja sekitar lima hari,” ujar warga lainnya.
Kasus tewasnya mandor ini pun membuat geger warga sekitar TKP dan warga tempat tinggal mandor tersebut. Pasalnya yang bersangkutan selama ini dikenal baik. Informasi dihimpun Tribun Bali di lapangan, diketahui bahwa selain kehilangan nyawa. Korban juga kehilangan barang berharga yang dibawanya bekerja. Yakni, sepeda motor vario dan dompet. “Bedeng tempat pekerjanya sepi, motor dan dompet korban hilang,” ujar sumber Tribun Bali.
Korban Dikenal Baik dan Sederhana
I Made Winarta, kakak kandung I Wayan Sedhana, mandor proyek yang tewas di Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar terpukul mendapatkan kabar adiknya tewas mengenaskan. Pasalnya, selama ini, mendiang dikenal baik.
Winarta saat ditemui di rumahnya di Banjar Tengah Bonbiu, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Minggu (26/10) menceritakan bahwa pada Jumat (24/10) pagi, adiknya masih berangkat kerja seperti biasa. Namun yang bersangkutan tidak pulang pada Jumat malam, hingga Sabtu 25 Oktober pagi, ada polisi yang membawa informasi adiknya meninggal dunia.
“Jumat pagi biasa pergi kerja. Malamnya tidak pulang. Biasanya jam 7 malam sudah di rumah, tapi pada Jumat malam adik tidak pulang. Tiba-tiba Sabtu pagi ada yang datang mengatakan adik sudah meninggal, ada saudara yang melihat jenazahnya, lehernya ada bekas gergaji,” ujarnya.
Dikatakan bahwa hampir semua keluarga kaget atas peristiwa tersebut. Sebab korban sudah bekerja di bidang konstruksi sejak puluhan tahun, dan tak pernah terjadi permasalahan dengan pekerjaannya.
Selama ini korban juga dikenal baik. Diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki seorang istri yang kini tengah bekerja di Turki.
| Paksa Istri Layani Korban, Tersangka Ikhsan Akui Tergoda Tawaran Novriandi |
|
|---|
| Hasil Visum Jenazah Dosen di Bungo Jambi, Indikasi Kuat Korban Pembunuhan |
|
|---|
| Detik-detik Penangkapan Ikhsan Tersangka Pembunuhan di Siak, Sempat Berbagi Istri dengan Korban |
|
|---|
| Dosen di Muaro Bungo Tewas Dibunuh di Rumah, Rekan Kerja Curiga Korban 2 Hari Tak Ngajar |
|
|---|
| Kecelakaan Maut Rombongan Peziarah asal Majalengka, 3 Orang Tewas dan 17 Luka |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.