PARIWISARA KEPRI AMAN
Wisata Kuliner Kepri, Otak-Otak Sei Enam Bintan Jadi Incaran Wisatawan Manca Negara
Dari sekian banyak destinasi wisata di Kabupaten Bintan, Sei Enam Laut, Kecamatan Bintan Tinur satu di antaranya tujuan yang tidak boleh dilewatkan.
Penulis: ronnye lodo laleng |
Laporan Wartawan Tribun Batam.id, Ronnye Lodo Laleng
TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Jalan-jalan ke Kabupaten Bintan kini lebih asyik.
Deretan destinasi unggulan, membuat pengujung lebih beta berlama-lama, di sana.
Di pulau ini, tidak hanya bicara tentang kawasan wisata Lagoi dengan segala keindahan alamnya saja.
Namun, di ujung utara Bintan, jangan sampai dilewatkan.
Dari sekian banyak destinasi wisata di Kabupaten Bintan, Sei Enam Laut, Kecamatan Bintan Tinur satu di antaranya tujuan yang tidak boleh dilewatkan.
Baca juga: Pelajar SMAN 1 Singkep Barat di Lingga Jual Aneka Kuliner Lewat Program P5
Sebab di sana merupakan surganya kuliner otak-otak yang menjadi ciri khas sendiri.
Akan terasa kurang lengkap, apabila berwisata ke Pulau Bintan tetapi tidak mencoba cita rasa kuliner istimewa di sana.
Begitu tiba di sana, mata pengunjung akan menatap puluhan kios berukuran sedang yang dibangun di sepajang jalan Sei Enam Laut.
Kios-kios itu milik warga disana. Beberapa di antara mereka mendapat bantuan pembangunan dari Pemerintah Provinsi Kepri.
Satu persatu kios itu dibangun menghadap ke jalan utama. Ukurannya tidak terlalu besar, ukurannya kurang lebih 3x 5 meter saja.
Masing-masing kios itu dibagian depan diletakan alat pemanggang dan kompor berada di bawanya.
Itu sengaja di susun sedemikian rupa untuk mempermuda proses masak otak-otak jika ada yang membeli.
Masing-masing meja di sejumlah kios tak luput dari daun kelapa yang diperuntukan untuk memproduksi otak-otak.
Baca juga: ASTON Batam Tawarkan Voucher Bundle Buka Puasa di Tiga Hotel dan Dua Outlet Kuliner
Hiasan otak -otak itu, membuat lokasi kecil ini di juluki kampung otak-otak sejak lama.
Di kios itu, tidak hanya otak-otak saja yang menjadi andalan pedagang, namun berbagai minuman dan snak juga ada dan dijual di sana.
Kampung ini, kini menjadi daya tarik wisata baru termasuk ikon wisata kuliner di Kawasan Bintan Utara pasca ditata oleh Pemprov Kepri.
Meskipun berada paling ujung, tidak membutuhkan waktu lama untuk menjangkau wilayah yang bertetangga dengan Kijang ini.
Dari pusat Kota Tanjungpinang, hanya memerlukan waktu lebih kurang 45 menit. Bisa ditempuh dengan motor atau mobil.
Sementara dari Tanjunguban membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 40 menit, apabila kecepatan di atas rata-rata 60 km /jam.
Baca juga: Pencinta Kucing Merapat, Stand Kitty Lovers Warnai Bazar Kuliner di Harbour Bay Batam
Dilokasi itu, ada satu kios yang lokasinya berada paling ujung diantara kios-kios lain.
Kios itu bernama Otak-Otak Mak Long. Usaha ini termasuk sala satu dari 8 kios lain yang mendapatkan bantuan dari Pemprov Kepri.
Pemilik Otak-otak Mak Long, bernama Rahim dan istrinya Susiati.
Mengawali obrolan, keduanya duduk sejajar sembari mengisahkan awal mula membangun usaha Otak-otak.
Sebagian kios lain, sudah lama didirikan, ada yang mencapai 10 tahun.
Berbeda dengan Rahim, dia baru membuka usaha kuliner otak-otak sejak tahun 2021 lalu.
Kini usaha mereka sudah berjalan 3 tahun di Kampung Sei Enam Laut, Kelurahan Sungai Enam.
"Kami ajukan kredit di bank untuk modal usaha otak-otak, dan baru-baru ini dapat bantuan pembangunan dari Pemerintah," sebut Rahim saat dijumpai Tribun Batam, Selasa (5/3/2024) malam.
Usaha Rahim itu diberi nama Otak-otak Mak Long, biar gampang diingat. Bahkan, produk kulinernya telah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca juga: Kuliner Anambas Asal Desa Sri Tanjung Bakso Mohiyang Tampil di Pameran Bazar MTQH Siantan
Bukan hanya itu, mereka bersama kelompok usaha lainnya sedang mengurus Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke Kemenkum HAM, untuk mendapatkan hak merek dagang secara kolektif.
Otak-otak yang ia jual adalah berbahan baku ikan di antaranya, ikan todak, tenggiri dan ikan delah.
Lalu, daging ikan itu digiling dengan sotong serta udang bersama bumbu-bumbu dapur yang khas untuk menciptakan rasa sedap dan lezat.
Sehingga, menghasilkan beberapa produk olahan untuk dijual ke konsumen yakni, otak-otak sotong, daging, dan otak-otak tulang yang dibungkus dengan daun kelapa.
Kemudian, dibakar menggunakan arang, kompor panggang gas atau menggunakan listrik.
"Otak-otak sotong, daging dan tulang masing-masing seharga Rp 1.500 per biji," ungkapnya.
Proses pembuatan otak-otak dari awal membutuhkan waktu 2 jam. Mereka menjual Otak-otak sesuai pesanan pembeli.
Baca juga: Street Food Bintan Center Lokasi Wisata Kuliner Baru di Tanjungpinang
Dirinya bersama istrinya memutuskan membuka usaha itu demi membiayai pendidikan ketiga anaknya.
Pasalnya, profesinya menjadi nelayan tak memenuhi kebutuhan keluarganya.
Kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap tradisional selama ini, tidak menentu.
"Saya kan nelayan. Saya pergi menangkap ikan menggunakan jaring tradisional ke Pulau Numbing, Pulau Mapur di perairan Bintan Pesisi, dan Pulau Telang Kecamatan Mantang," cerita Rahim.
Alhasil, otak-otak buatannya telah mulai diminati oleh konsumen. Produknya itu, beberapa kali dibeli oleh warga Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, ada juga dari Malaysia dan Singapura.
"Ada orang Malaysia dan Singapura berwisata di sini dan membeli oleh otak-otak kami untuk oleh-oleh keluarga mereka di sana," ucapnya.
Dari jualan otak-otak itu, Rahim bersama istrinya dapat melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Anak pertama saat ini sudah Kelas XI SMA, anak kedua kelas 8 MTs, dan terakhir SD kelas 6.
Baca juga: 10 Kuliner Kepri Cocok Buat Akhir Pekan, Ada Es Laksamana Mengamuk
"Alhamdulillah, jajan anak-anak setiap hari sudah bisa tercukupi, dan kami bisa biaya SPP dan beli pakaian sekolah anak-anak," akunya.
Uniknya lagi, dalam usaha ini, dia libatkan anak dengan maksud mendidik anak sejak dini untuk mandiri.
"Anak-anak yang ikut membantu saya gaji mereka, jika sedang sepi mereka saya kasih Rp 30 ribu, jika sedang ramai bisa Rp 100 ribu per anak," katanya.
Dia mengaku, selama ini dirinya mampu menjual otak-tak sebanyak 200 biji.
"Omsetnya kurang lebih Rp 300 ribu per hari," ungkapnya.
Pengunjung yang datang ke kampung Otak-otak ini bervariasi, Senin hingga Jumat sepi. Sabtu dan Minggu sedikit ramai.
Baca juga: Kue Pengantin Khas Lingga, Kuliner Wajib saat Pesta Adat Melayu
"Yang paling ramai adalah hari Raya Idul Fitri atau hari raya keagamaan mainnya. Momentum itu membuat kami kewalahan melayani mereka," ucapnya.
Meski begitu, dia mengaku selama berjualan Otak-otak selain biaya hidup keluarga dan sekolah.
Dia mampu membeli barang kesayangannya, misalnya kulkas, dan sejumlah elektronik lainnya. (ron)
Ikuti artikel menarik lainnya di Google News TribunBatam.id
Caption : Susiati (Istri Rahim) sedang memasak otak-otak di depan kiosnya bernama Otak-otak Mak Long. (TRIBUN/ Ronnye Lodo Laleng).
Otak-Otak Sei Enam Bintan Makin Berkembang, Kerap Didatangi Wisatawan Manca Negara |
![]() |
---|
Desa Wisata Cemaga Tengah Natuna Kepri Raih Penghargaan Bergengsi di ADWI 2024 |
![]() |
---|
Kerang Serimping Melimpah di Desa Rejai Lingga, Sering Jadi Santapan Lauk Pengunjung Luar |
![]() |
---|
Spesial Border Treatment untuk Kepri Diharapkan Gairahkan Kunjungan Wisman |
![]() |
---|
Sandiaga Uno Dijadwalkan Buka Tanjungpinang Fest dan Festival Kopi Merdeka 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.