KALEIDOSKOP KEPRI 2015
Kaleidoskop 2015: Pejabat Pertamina Dibunuh, Mayatnya Dibuang di Rempang Barelang
Edy yang menjabat sebagai Senior Supervisor Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran TBBM Kabil itu ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan
3. Sempat Hubungi Cewek
Edy Juanda Semasa Hidup
Jajaran kepolisian terus berusaha mengungkap kematian Teuku Edy Juanda. Hingga kemarin, delapan saksi sudah diperiksa penyidik kepolisian Polresta Barelang. Dari saksi tersebut, ada seorang wanita yang bernama Efi (30).
Efi adalah orang terakhir yang dikontak oleh Edy sebelum tewas. Sebuah sumber di kepolisian menuturkan, pada Sabtu (2/5) malam, sekitar p[ukul 23.00-24.00 WIB, korban menghubungi Efi untuk diajak bertemu.
Namun Efi tidak bisa bertemu korban karena sedang tak enak badan.
Satu jam berselang, sekitar jam 02.00 WIB, Efi kembali mencoba menghubungi korban. Namun saat dihubungi, handphone korban sudah tidak aktif.
"Dikontak lagi oleh cewek itu pukul 02.00 WIB, namun Hpnya sudah tak aktif," kata sumber tersebut.
Tewasnya Edy Juanda juga membuat kaget rekan kerjanya di PT Pertamina. Pasalnya, pria yang sehari-hari menjabat sebagai Supervisor Receiving, Storage & Distribution Terminal BBM Kabil itu baru saja berpindah tugas di Batam.
Sales Representative (SR) Pertamina Wilayah Kepri di Batam Tri Yudha Nurmansyah mengaku tidak begitu mengenal sosok Edy. Namun, sepengetahuannya, di lingkungan kerja, Edy dikenal sebagai orang yang baik.
"Saya juga terhitung baru di sini. Jadi nggak banyak tahu, kita cuma hubungan kerja. Sejauh ini di kerja, terkenal baik kok. Beliau baru sekitar tiga bulan di sini," ujar pria yang akrab disapa Yudha itu.
Yudha mengatakan, karena tidak sekantor, komunikasi dengan Edy biasa hanya dilakukan melalui sambungan telekomunikasi atau via email. "Kalau secara personal, saya tidak begitu kenal karena kita tidak sekantor. Selama ini kita hanya berhubungan melalui email," ucap dia.
Mengenai kematian Edy, beberapa karyawan Pertamina juga enggan berspekulasi. Bahkan, beberapa rekan kerja Edy menghindar ketika ditanya terkait pembunuhan tersebut.
Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk bekerja menyelidiki motif meninggalnya pria berusia 53 tahun itu.
External Relation Marketing Operation Region I PT Pertamina (Persero), Brasto Galih Nugroho yang dihubungi kemarin menyatakan, Pertamina mendukung kepolisian agar motif pembunuhan terhadap pejabat Pertamina itu segera terkuak.
"Terkait background masalah, motif dan sebagainya, kami menunggu kepolisian saja. Kami mendukung dan siap bekerjasama agar pelaku segera ditemukan. Tapi kami tidak mau berspekulasi apakah itu karena pekerjaan atau apa. Nanti takut salah," kata Brasto.
Soalnya, menurut sepengetahuan Brasto, Edy tidak ada mengalami permasalahan dalam pekerjaan.
Edy diketahui baru tiga bulan dipindahtugaskan dari Pertamina Kijang, Bintan, ke Depo Kabil. Sebelum bertugas di Kijang, sekitar satu tahun, Edy juga pernah bertugas di Batam.
Edy bahkan sempat membeli rumah di RT 09/RW 08, Baloi Centre. Di lingkungan tempat tinggal mereka, Edy dikenal suka bergaul. Bahkan Edy pernah menjadi ketua RT di kawasan tersebut.
Setelah pindah tugas ke Kijang, Bintan. Rumah di Blok D No 85 miliknya kemudian dikontrakkan kepada orang lain. Setelah pindah ke Batam lagi, Edy tidak tinggal rumahnya di Baloi, tetapi menetap di rumah dinas Pertamina di kawasan Tanah Longsor, Nagoya. (Tribun Batam/alv/ane)