Brigjen Prasetijo Tersudut! Kompol Jhony Andrijanto 'Izin Jenderal, Perintah Sudah Saya Laksanakan'
Kesaksian Kompol Jhony Andrijanto di persidangan kasus surat jalan palsu koruptor kakap Djoko Tjandra membuat Brigjen Prasetijo Utomo tersudut
Brigjen Prasetijo Tersudut! Kompol Jhony Andrijanto 'Izin Jenderal, Perintah Sudah Saya Laksanakan'
TRIBUNBATAM.ID - Kesaksian Kompol Jhony Andrijanto di persidangan kasus surat jalan palsu koruptor kakap Djoko Tjandra, benar-benar membuat Brigjen Prasetijo Utomo tersudut.
Di hadapan majelis hakim ia menceritakan ikhwal dirinya diminta membakar surat jalan untuk Djoko Tjandra hingga perintah-perintah lain yang ia terima dari Brigjen Prasetijo Utomo.
Baca juga: Kompol Jhony Andrijanto Bersaksi, Brigjen Prasetijo Utomo: Terima Kasih Sudah Jadi Pengkhianat
Baca juga: Brigjen Prasetijo Melawan, Dodi Jaya Dituduh Terbitkan Surat Jalan Koruptor Kakap Djoko Tjandra!
Baca juga: Kejagung Sebut Sesuai SOP Jamuan Makan Besar Brigjen Prasetijo dan Irjen Napoleon di Kejari
Bersaksi di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri itu menguraikan beberapa hal.

Menanggapi kesaksian eks anak buahnya tersebut, Brigjen Prasetijo sempat bertanya dengan sejumlah pertanyaan.
"Kapan saudara tahu surat tersebut viral?" tanya Brigjen Prasetijo.
Baca juga: Perintahkan Bakar Barang Bukti Surat Jalan Djoko Tjandra, Dosa Brigjen Prasetijo Utomo Dinilai Berat
"Pada saat saya lapor ke Jenderal.
Tanggal 8 Juli.
Kan Jenderal bilang sendiri, 'Waduh viral nih, saya dipanggil Pak Kabareskrim'," ucap Johny.
Baca juga: Tersangka Brigjen Prasetijo Sempat Ingin Hilangkan Bukti, Perintahkan Bakar Surat Jalan DjokoTjandra
Surat jalan yang diduga dipalsukan dalam perkara itu diketahui untuk memonitoring Covid-19 di Pontianak.
Dalam surat itu, jabatan Djoko Tjandra dan Anita Kolopaking ditulis sebagai konsultan, dengan keperluan konsultasi dan koordinasi.

Namun, Johny mengakui bahwa selama di Pontianak, kegiatan monitoring itu tidak pernah ada.
"Saya pada saat itu hanya menerima perintah untuk mendampingi ke Pontianak oleh piminan saya, ya saya otomatis ikut mendampingi pimpinan saya ke Pontianak," ucap Johny.
Baca juga: Bikin Malu Polri, Brigjen Prasetijo Utomo akan Dijerat UU Tipikor, Penyidik Selidiki Aliran Uang
Prasetijo lantas menyindir bekas anak buahnya itu terkait kesaksian yang disampaikannya di persidangan.
"Terima kasih Pak Johny, anda sudah bantu saya, atau terbalik, saya bantu membina anda di Biro PPNS.
Baca juga: TERBARU Kasus Djoko Tjandra Dijerat 2 Kasus, Brigjen Prasetijo Utomo Tersangka Penerima Suap
Terima kasih sudah jadi pengkhianat," kata Prasetijo.
Dalam perkara ini Brigjen Prasetijo diancam pasal 263 ayat (1) KUHPidana jo Pasal 55 ayat 1 KUHPidana Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana dan atau Pasal 263 ayat (2) KUHPidana Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.
Ia juga dikenakan pasal 426 ayat (1) KUHPidana jo Pasal 64 ayat 1 KUHPidana. Ketiga, Pasal 221 ayat (1) ke-2 KUHPidana jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.

Sebelumnya di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jhony menjelaskan dirinya diperintah untuk membakar surat jalan tersebut.
Ia mengatakan awal mula perintah membakar surat jalan datang dari Brigjen Prasetijo Utomo melalui sambungan telepon.
Baca juga: Djoko Tjandra Menangis, Ungkap Puluhan Tahun Berusaha Agar Terbebas dari Kasus yang Menjeratnya
Saat itu, Jhony mengatakan bahwa surat asli yang digunakan untuk mengurus perjalanan Djoko Tjandra dari Pontianak ke Jakarta masih tersimpan di dalam mobilnya.
Tapi, seusai mendapat perintah, Jhony langsung membakarnya di pekarangan rumah rekannya bernama Suryana yang berada di Jalan Aria Suryalaga, Bogor, Jawa Barat pada 8 Juli 2020.
Baca juga: Praperadilan Irjen Napoleon Ditolak, Bareskrim Polri Lanjutkan Penyidikan Red Notice Djoko Tjandra
"Betul apa yang memang saya katakan dalam BAP (soal pembakaran).

Jadi, semua saya lakukan karena perintah," kata Jhony.
Lebih lanjut, Jhony mengaku dirinya sempat mendokumentasikan upaya menghilangkan barang bukti tersebut melalui telepon genggamnya.
Baca juga: Ketegasan Kapolri Jenderal Idham Azis, Bareskrim Tahan Irjen Napoleon Bonaparte Soal Djoko Tjandra
Dokumentasi pembakaran surat jalan Djoko Tjandra tersebut kemudian diberikan Jhony saat menghadap Brigjen Prasetijo di ruangannya.
"Jam 2 siang saya ke ruang beliau, saya tunjukkan ke beliau.
Saya lihatkan HP saya, 'Izin jenderal, perintah sudah saya laksanakan', (dijawab Prasetijo)
'Oh iya bagus', beliau jawab gitu," ujar Jhony.
Upaya menghilangkan barang bukti ini tertulis dalam surat dakwaan Brigjen Prasetijo.
Baca juga: Mengapa Aktivis KAMI Diborgol, Mabes Polri Singgung Kasus Djoko Tjandra yang Jerat 2 Jenderal

Hal itu dilakukan untuk menutupi penyidikan pemalsuan yang dilakukan oleh Prasetijo.
Jenderal bintang satu itu juga bermaksud menghilangkan barang bukti yang menerangkan bahwa dirinya bersama Jhony ikut menjemput Djoko Tjandra.
Lebih lanjut, Jhony mengatakan tidak mengetahui alasan Brigjen Prasetijo Utomo memerintahkan dirinya membakar dokumen surat jalan Djoko Tjandra itu.
Baca juga: Boyamin Saiman Disuap Rp 1 Miliar Usai Lapor ’Bapak Ku Bapak Mu’ Terkait Kasus Djoko Tjandra
Namun, kata dia, perintah itu muncul usai Brigjen Prasetijo dipanggil Kabareskrim Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.
"Saya tidak tanya tapi beliau menyampaikan, 'saya habis dipanggil Kabareskrim dan menyampaikan ada viral surat tersebut', maka itu beliau menanyakan (soal surat)," ucap Jhony.
.
.
.
(*)
Baca berita lain di Google
SUMBER: KOMPAS TV