TANJUNGPINANG TERKINI

Cara Tanjung Pinang Jaga Rekor Zero Penyakit Mulut dan Kuku Jelang Idul Adha 1443 H

Kota Tanjungpinang masih menyandang predikat zero Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Mereka mengantisipasi benar penyakit ini jelang Idul Adha.

TribunBatam.id/Alfandi Simamora
Peternak sapi saat memberi makan sapi di kandang sapi yang berada di Kampung Karang Anome, Desa Toapaya Asri, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, Jumat (20/5/2022). Tanjungpinang menjaga status penyakit mulut dan kuku jelang Idul Adha 1443 H. 

TRIBUNBATAM.id,TANJUNGPINANG - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak jadi perhatian Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang.

Status zero PMK hingga kini masih mereka pertahankan, khususnya menjelang Idul Adha 1443 H.

Mereka bakal memberi label pada hewan ternak yang sehat sebagai tanda bebas dari penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Pemko Tanjungpinang pun telah menghentikan sementara pasokan hewan ternak dari luar Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Kesehatan Hewan dan Kesehatan masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kota Tanjungpinang, Wantin Diarni mengatakan pihaknya mempunyai ketentuan setiap hewan ternak yang masuk dari luar daerah harus dikarantina selama 3 sampai 5 hari kemudian dipantau selama 14 hari setelah selesai karantina.

"Nanti kesehatan hewan kurban sebelum disembelih juga akan diperiksa oleh tim kesehatan hewan kita," ucap Wantin, Senin (27/6/2022).

Wantin menjelaskan jika dalam beberapa hari jelang Idul Adha, pihaknya akan memeriksa kembali kesehatan hewan kurban tersebut sebelum dibawa oleh pembeli ke tempat kurban.

Baca juga: Tanjung Pinang Jaga Rekor Zero PMK Jelang Idul Adha 1443 H, Andalkan Pasokan Kepulauan Riau

Baca juga: Sapi dan Kambing Bakal Didatangkan dari Lampung, Begini Aturan Mainnya untuk Hindari PMK

"Kalau sudah dinyatakan sehat akan diberi label sehat dan layak. Sekarang masih ada hewan dalam proses pengiriman," jelasnya.

Diketahui bahwa hewan kurban yang sudah masuk ke Tanjungpinang masih berasal dari dalam Provinsi Kepri, seperti dari Natuna dan Anambas sebanyak 177 ekor dengan proses pengiriman sebanyak tiga tahap.

"Insya Allah akan datang lagi untuk tambahannya,” kata Wanti.

Sementara ini Pemerintah Kota masih belum menerima masuknya hewan ternak dari luar Provinsi Kepri, dikhawatirkan hewan ternak yang masuk berpotensi mengalami PMK. Sehingga hewan ternak didatangkan dari dalam Provinsi Kepri.

Antisipasi ini dilakukan karena kondisi Kepulauan Riau khususnya Tanjungpinang saat ini masih bebas dari PMK.

Tujuannya agar tidak menimbulkan kekhawatiran maka diambil langkah bahwa tidak menerima pasokan sapi dari luar Provinsi Kepri.

PEDAGANG Daging Sapi Segar Mengeluh

Stok daging sapi segar pedagang di Pasar Baru I Tanjungpinang kian menipis.

Mereka bahkan terancam menutup lapak tempat mereka mencari nafkah.

Pasokan hewan ternak yang datang menurut pedagang hanya untuk memenuhi kebutuhan kurban.

Seorang pedagang daging sapi segar, Wirman, mengatakan saat ini persediaan sapi segar semakin sedikit.

Baca juga: Pasar Baru I Tanjungpinang Krisis Daging Sapi Segar Jelang Idul Adha Imbas PMK

Baca juga: Waspada PMK, Gubernur Ansar Terbitkan Surat Edaran untuk Kepala Daerah di Kepri

Sementara permintaan pelanggan setiap hari meningkat.

Untuk mendatangkan sapi potong dari Lampung Tengah, Wirman mengaku tidak mudah.

Ini karena persyaratan yang wajib dipenuhi cukup sulit.

Kondisi ini menurutnya berdampak pada harga daging sapi segar.

"Untuk bawa sapi potong ini harus pakai kapal carter, harganya pasti naik. Sementara harga sekarang saja pembeli sudah mengeluh," ucap Wirman, Kamis (23/6/2022).

Harga pasaran sapi segar potong masih dibanderol Rp 160 ribu per kilogram.

Wirman selaku penyedia daging segar hanya bisa menjual kepada pelanggan yang sudah memesan.

“Sehari kita habis sekitar 80 kilogram daging segar. Kami tidak bisa jual banyak karena besoknya harus kita jual lagi. Jadi pakai sistem bagi supaya besok masih ada stok daging,” ucapnya.

Ia khawatir apabila kondisi itu tidak kunjung dapat solusi bisa saja penjual daging sapi segar tutup lapak.

"Sekarang sisa stok sapi yang lama hanya empat ekor, kadang-kadang ada juga sapi milik warga yang dibeli dengan harga lebih mahal, sementara kita tetap harus jualan kan,” katanya.

Terpisah, Walikota Tanjungpinang, Rahma mengatakan untuk mendatangkan sapi dari luar daerah, pihaknya masih mempertimbangkan kondisi saat ini dimana penyakit mulut dan kuku (PMK) masih menjadi ancaman.

Baca juga: Waspada PMK, Peternak Sapi di Bintan Berharap Subsidi Vitamin dan Obat dari Pemerintah

Baca juga: THR PNS segera Cair, Badan Keuangan Daerah Anambas Tunggu PMK dan Perbup Anambas

"Kami tetap kedepankan kesehatan dan keselamatan, jika persyaratan terpenuhi maka kita akan datangkan," tegasnya.

Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang sebelumnya menegaskan tidak menerima pasokan hewan ternak dari luar Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Ini untuk mencegah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak jelang Idul Adha 1443 Hijriah.

Termasuk menjaga zero penyakit mulut dan kuku di ibu kota Provinsi Kepri ini.

"Sementara ini tidak terima dulu pasokan sapi dari luar Provinsi Kepri. Kita perlu waspada, apalagi mendekati hari raya Idul Adha. Ini perlu kita sampaikan ke masyarakat bahwa sapi yang masuk ke Tanjungpinang adalah hasil peliharaan peternak di wilayah Kepri," ucap Walikota Tanjungpinang, Rahma, Kamis (23/6/2022).

Sejauh ini terdapat 918 hewan ternak untuk keperluan kurban di Kota Tanjungpinang.

Dari jumlah itu, ada 650 sapi yang terjual, dan sisanya 268 belum terjual.

Di samping itu, memperhatikan jumlah masjid yang ada, sebanyak 180 masjid maka diperkirakan jumlah pemotongan hewan kurban berkisar 5 hewan untuk satu masjid.

Artinya harus tersedia sekitar 900 sapi untuk Idul Adha 1443 Hijriah.

Baca juga: Waspada PMK, Gubernur Ansar Terbitkan Surat Edaran untuk Kepala Daerah di Kepri

Baca juga: Bisa 30 Ribu Paket Sehari, BC Batam Klaim Volume Barang Kiriman Tak Terpengaruh PMK 199/2019

"Musala yang ada sebanyak 132 diperkirakan membutuhkan 100 sapi. Asumsi kebutuhan sapi kurban diperkirakan 850 sampai 1.000 sapi. Kami juga ada 27 sapi yang akan dilelang, 8 untuk keperluan kurban. Sisanya bisa digunakan untuk sapi potong," ungkap Kadis DP3, Yoni.

Sementara Sekretaris Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Kepri, drh. Berry secara cepat dan aktif akan membentuk Satgas PMK di Tanjungpinang.

Ini dilakukan meski belum ada hewan ternak yang tertular.

"Mudah-mudahan adanya tim Satgas ini semakin memperkuat komunikasi antar sektoral," ucap Berry.

Terkait pemeriksaan dan pengawasan hewan kurban, pihaknya siap membantu, apabila Dinas membutuhkan tambahan dokter hewan.

"Intinya kami memberi dukungan pemeriksaan hewan kurban sebelum di potong. PDHI di daerah siap mengawal agar daerah aman. PMK ini tidak ada obatnya, jalan satu-satunya vaksinasi terhadap hewan ternak yang rentan," tuturnya.

Ia juga menjelaskan bahwa PMK ini tidak menular ke manusia, melainkan hanya kepada hewan yang rentan seperti sapi, kambing, kerbau, domba, dan satwa liar lainnya seperti rusa.

"Kalau untuk daging yang diperlakukan lewat pemasukan virusnya bisa mati, cuma kita perlu antisipasi penularan terhadap hewan ternak yang bisa mengakibatkan kerugian ekonomi pada hewan ternak," terangnya.(TRIBUNBATAM.id/Rahma Tika)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Berita Tentang Tanjungpinang

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved