KISRUH REMPANG

Perusahaan China Xinyi Group Tetap Investasi di Rempang Meski Berpolemik

Perusahaan China Xinyi Group rencananya akan berinvestasi di Rempang Batam hingga tahun 2080 berdasarkan dokumen kerja sama.

|
TribunBatam.id/Argianto DA Nugroho
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal 9BKPM), Bahlil Lahadalia menegaskan perusahaan China, Xinyi Group tetap berinvestasi di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepri meski masih berpolemik. Foto Bahlil menemui perwakilan warga Rempang yang menolak relokasi saat kedatangan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ke Tanjung Banon, Jumat (6/10/2023) 

TRIBUNBATAM.id - Perusahaan China yang bergerak pada sektor kaca dan sejenisnya, Xinyi Group tetap berinvestasi di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Penegasan ini disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia melalui kanal YouTube Kementerian Investasi/BKPM yang diunggah pada Jumat (20/10/2023).

Klaim Bahlil Lahadalia itu merupakan bagian dari konferensi pers realisasi investasi triwulan III tahun 2023.

Dia tak memungkiri bahwa awalnya sempat terjadi kesalahan dalam hal komunikasi.

Namun sejauh ini kondisi di Rempang sudah mulai membaik.

"Sekarang Rempang kita mulai lakukan pergeseran (dari tempat tinggal warga ke hunian sementara) baik-baik, hak-hak rakyat juga kita berikan dan kita tarik aparat keamanan," ujarnya.

Baca juga: DPRD Kepri Ingatkan KPU Batam Soal Daftar Pemilih dan Tahapan Pemilu di Rempang

Sebagai informasi, Xinyi Group atau Xinyi Glass Holdings Limited merupakan perusahaan yang disebut telah berkomitmen untuk menanamkan modalnya dalam proyek Rempang Eco-City.

Perusahaan kaca yang disebut terbesar di dunia itu rencanaya akan berinvestasi senilai 11,5 miliar Dollar AS atau setara Rp 174 triliun sampai dengan tahun 2080.

Rencana itu juga sudah tertuang dalam dokumen kerja sama yang ditandatangani Pemerintah Indonesia dengan China di Chendu pada 28 Juli 2023 lalu.

"Jadi saya pastikan bahwa Xinyi, InsyaAllah sampai dengan hari ini saya ngomong ini, clear, masuk, dan saya sudah cek," ujar Bahlil Lahadalia.

Ia kembali menegaskan komitmen investasi dari Xinyi Group dikhawatirkan terpengaruhi oleh konflik antara pemerintah dengan masyarakat di Pulau Rempang yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kepala BP Batam Kumpulkan Warga Rempang, Bahas Penangguhan Penahanan 35 Orang

Menurut dia, dari investasi dan pembangunan kawasan industri tersebut nantinya dapat menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia.

"Investasi ini betul-betul akan memakai tenaga kerja kurang lebih sekitar 35 ribu orang karena ini adalah hilirisasi pasir kuarsa dan silika yang salah satu akan kita lakukan di Rempang ini," ujarnya seperti melansir Kompas.com.

TEMPUH Praperadilan

Sebanyak 30 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan saat demonstrasi itu mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri (PN) Batam.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved